Senin, 22 Maret 2010
Art
Notasi Marwas
^^ NOTASI LAMPAS
1. // : D. PP PP DP PD : //
2. // : P,PP . PP,, D,PP . PD : //
3. // : .P PP PD PP D. : //
^^ NOTASI MARWAS / JEPIN
1. // : D . T : //
2. // : D . TD . T : //
3. // : D . T,T . D,T : //
@@@ :
D = Dung
T = Tak
oke dec, !
Sejarah Tari
@ Bagian atas terletak dari dada ke atas, merupakan bagian yang berwatak intelektual dan spiritual.
@ Bagian tengah terletak antara bahu sampai pinggang. Bagian ini berwatak penuh perasaan dan emosi
@ bagian bawah terletak antara pingang dengan lantai. Bagian ini merupakan bagianvital yang penuh daya hidup.
Tari tradisional adalah semua tari yang mengalami perjalanan sejarah yang cukup lama dan menjadi tumpu pada pola tradisi masyarakat yang sudah ada.
Tari modern adalah tari yang mengarah pada kebebasan berekspresi dan tidak berpijak pada pola - pola tradisi. Ada kalanya tari modern mengungkapkan ekspresi individual.
perbedaan tari modern dan kontemporer adalah :
Pada tari kontemporer, tidak terlalu mementingkan teknik
sedangkan tari modern lebih mengarah pada kebebasan berekspresi dan tidak berpijak pada pola tradisi.
Tari menurut artistiknya dibagi menjadi 3 :
1. Tari primitif. Adalah tari yang bersifat magis dan sakral, disajikan berkaitan dengan upacara adat dan agama.
2. Tari rakyat. Adalah tari yang bersifat gembira, dan berpijak pada tradisi tertentu, dilakukan secara masal. Contoh : tari jonggan.
3. Tari klasik adalah tari yang telah mencapai puncak kristalisasi seni.
MENYUSURI TARI DARI ZAMAN KE ZAMAN
1. Tari pra_sejarah
@ Umumnya mengedepankan gerak imitatif (binatang, alam)
@ Sifatnya ritualyang dihubungkan denan alam
@ Tempat, pertunjkan dan busana sederhana tapi hanya bisa dilakukan pada waktu tertentu.
@ Pada zaman ini belum ada agama, yang ada hanya kepercayaan animisme dan dinamisme.
2. Zaman Purba
Pada zaman ini tariannya semakin kompleks, biasanya dilakkan untuk memuja dewa - dewa di kuil (sudah menjurus dipengaruhi agama hindu dan budha). Di zaman ini raja sudah mempunyai peranan.
3. Zaman Madiah
Pengaruh islam mulai masuk. Tari suda tidak dipusatkan di istana, dan pada zaman ini sudah ada empu tari. Di zaman inilah muncul wayang kulit, hadrh, serta shalawat.
4. Zaman modern.
Kebebasan dalam berexpresi. Individualismenya lebih tinggi. Sanggar - sanggar sudah mulai terbentuk, dan tari sudah di olah sebagai seni pertunjukan.
Art Dancing
Menurut Soedarsono, Tari adalah gerak yang ritmis dan indah.
John Martin (Modern Dance) pelopor tari modern di Amerika menyatakan gerak adalah pengaruh fisik yang paling almenter/dasar dari kehidupan manusia.
Susan Klanger dalam bukunya (Problem of Art) menyebutkan gerak tari dengan gerak - gerak ekspresif (gerak yang indah dan dapat menggetarkan perasaan manusia).
dan menurut Curt Sach, ahli tari dari Germani, Tari adalah gerak yang ritmis.
Fungsi tari menurut Soedarsono :
1. Kepentingan ritual
2. Sebagai unsur hiburan
3. Sebagai penyajian estetis
Fungsi tari menurut Curt Sach :
1. Memiliki tujuan magis/khusus atau unsur gaib/super natural (penikmat seninya bukan hanya manusia)
2. Memiliki tujuan sebagai tontonan.
Fungsi tari menurut Anthon Shay, dibagi menjadi 6 :
1. sebagai refleksi dari organisasi sosial (dengan tari, dapat mempertemukan orang untuk bersosialisasi dan berkomunikasi)
2. Sebagai sarana ekspresi untuk ritual dan keagamaan.
3. Tari sebagai aktifitas rekreasi/hiburan
4. Sebagai ungkapan serta pengendoran psikologis
6. Sebagai refleksi dari kegiatan ekonomi.
Menurut Ger Trude Kurath fungsi tari ada 14 fungsi :
1. Untuk inisiasi (kedewasaan/menjelang dewasa)
2. Untuk percintaan
3. Persahabatan
4. Perkawinan
5. Pekerjaan
6. Pertanian
7. Perbintangan
8. Perburuan
9. Menirukan binatag
10. Menirukan perang
11. Penyembuhan
12. Kematian
13. Kerasukan
14. Pelawakan
Harmoni
Harmoni dalam musik Barat adalah salah satu teori musik yang mengajarkan bagaimana menyusun suatu rangkaian akord-akord agar musik tersebut dapat enak didengar dan selaras. Di sini dipelajari tentang penggunaan berbagai nada secara bersama-sama dan akord-akord musik, yang terjadi dengan sesungguhnya ataupun yang tersirat. Studi ini sering merujuk kepada studi tentang progresi harmonis, gerakan dari satu nada secara berbarengan ke nada yang lain, dan prinsip-prinsip struktural yang mengatur progresi tersebut.[1] Dalam musik barat, harmoni sering mengacu kepada aspek-aspek "vertikal" musik, yang dibedakan dari gagasan tentang garis melodi, atau aspek "horisontal"-nya.
Sejarah Lahirnya Harmoni
Notasi Gregorian Tahun 590
Notasi musik lahir pada tahun 590 yang disebut Notasi Gregorian, yang ditemukan oleh Paus Agung Gregori, di mana sebelumnya musik mengalami kegelapan tidak ada peninggalan tertulis. Pada masa hidupnya Paus Gregori telah menyalin ratusan lagu-lagu Gereja dalam Notasi Gregorian tersebut. Notasi ini memekai 4 garis sebagai balok not, tetapi belum ada notasi iramanya (hitungan berdasarkan perasaan penyanyi. Di sini sifat lagu masih sebagai lagu tunggal atau monofoni..
Musik Organum 1150-1400
Pada awalnya orang menyanyi dengan nada yang sama, atau disebut dengan organum, nada atas dinyanyikan oleh wanita atau anak-anak, sedangkan nada rendah dinyanyikan oleh laki-laki. Di sini terjadi susunan lagu berjarak oktaf, suara tinggi (wanita/anak-anak) dan suara rendah (laki-laki).
Musik Discant 1400-1600
Ternyata tidak semua dapat mengikuti suara tinggi atau suara rendah.Oleh sebab itu diputuskan untuk membuat suara yang kuart lebih rendah mengikuti melodi, kuart tinggi maunpun kuart rendah, dan musik yang demikian ini disebut musik diafoni (dia=dua, foni=suara).
Basso Ostinato Tahun 1600
Orang-orang Italia pada tahun sekitar 1600 menemukan apa yang disebut Basso Ostinato atau Bass yang bergerak gendeng atau gila, berupa rangkaian nada-nada yang bergerak selangkah demi selangkah ke bawah atau ke atas, kemudian diulang pada rangkaian nada lain secara sama.
Musik Polifoni Era Barok 1600-1750
Ternyata suara yang mengikuti sama dengan melodi menjadi membosankan, maka mulailah suara tidak bergerak secara sejajar, maka mulailah dengan arah yang berlawanan. Komponis Giovani Perluigi da Palestrina (1515-1594) adalah perintis tentang hal ini, dan disusun teori mengenai musik melodi banyak (polifoni), sehingga setiap nada atau titik (punctus=point) bergerak secara mandiri atau berlawanan (counter), di sinilah lahir teori kontrapung (counterpoint=kontrapunt).
Johann Sebastian Bach (1685-1750) adalah salah satu empu musik polifoni dengan teknik kontrapung yang sangat tinggi, karema disusun seperti matematik. Hampir semua komponis Era Barok (1600-1750) menyusun dengan teknik kontrapun, misalnya George Frederic Handle (1685 – 1759) dari Inggris, Antonio Vivaldi (1678 - 1741) dari Italia, yang lain George Philipp Telemann, Arcangelo Corelli, Henry Purcell, Domenico Scarlatti, Jean-Philippe Rameau, dlsb.
Sebagai contoh lagu rakyat dengan gaya polifoni adalah Bapak Yakub.
Pada awalnya orang menyusun dengan Kontrapung Terikat atau Strict Counterpoint, namun kemudian menadapat kebebasan berdasarkan teori Kontrapung Bebas atau Free Counterpoint.
Musik Homofoni Era Klasik 1750-1825
Selanjutnya pada Era Klasik (1750-1825) ditemukan susunan akord yang berdasarkan tri-suara (triad), selanjutnya berkembang dengan empat suara atau lebih. Musik yang demikian ini disebut Musik Homofoni, sehingga kontrapung menjadi variasi melodi yang kontrapuntis.
Para komponis Era Klasik (1750-1825) adalah Carl Philipp Emmanuel Bach dan Johann Christian Bach (anak-anak JS Bach yang tidak mengikuti sang ayah yang polifoni), Johann Stamitz, Franz Joseph Haydn, Wolfgang Amadeus Mozart, Luigi Boccherini, Christoph von Gluck, Franz Schubert, Wolfgang Amadeus Mozart (si anak ajaib) dan Ludwig van Beethoven (maestro yang tuli).
Musik Era Klasik didominasi dengan karya Konserto, Sonata, Symphony, Variasi, Lagu (Lied), dlsb.
Teori Harmoni Dasar 1750 - 1825
Teori harmoni dasar antara lain adalah:
Trisuara dan Tingkatannya
Trisuara atau Triad
Kalau kita membangun tiga nada yang berjarak masing-masing terts di atas suatu nada alas, maka akan diperoleh suatu akord yang disebut tri-suara atau triad.
Tingkatan Trisuara
Untuk masing-masing nada dari suatu tangga nada dapat dibentuk tri-suara, dengan masing-masing tingkatan sebagai berikut:
- Di atas suatu nada I disebut Tonik
- Di atas suatu nada II disebut Super-Tonik
- Di atas suatu nada III disebut Median
- Di atas suatu nada IV disebut Sub-Dominan
- Di atas suatu nada V disebut Dominan
- Di atas suatu nada VI disebut Sub-Median
- Di atas suatu nada VII disebut Leading Note atau Nada Ketujuh
Rangkaian Harmoni
Nada Tambahan
Agar nada-nada lain yang tidak termasuk dalam nada harmoni dapat dipakai bersamaan, maka dibuat ketentuan-ketentuan sebagai berikut ini:
- Nada yang berada di antara dua nada harmoni pada waktu melodi bergerak ke atas atau ke bawah disebut nada sisipan (passing note), karena berada di antara nada harmoni tersebut.
- Nada yang berada di antara nada harmoni pada waktu melodi bergerak ke atas atau ke bawah tetaapi pada pukulan kuat disebut nada pendahulu (appogiatura), karena berada di antara nada harmoni tersebut tetapi pada hitungan yang kuat.
- Nada yang berada di antara dua nada harmoni yang sama, jadi pada waktu melodi bergerak ke atas atau ke bawah kemudian kembali lagi, disebut nada bantu (auxiallary note), karena berada di antara nada harmoni di mana nada tersebut kembali lagi semula.
- Nada yang berada di antara nada harmoni pada waktu melodi bergerak secara bergantian ke atas atau ke bawah disebut nada ganti (changing note), karena secara berganti arah.
Kadensa
Kadensa adalah suatu rangkaian harmoni sebagai penutup pada akhir melodi atau di tengah kalimat, sehingga bisa menutup sempurna melodi tersebut atau setengah menutup (sementara) melodi tersebut.
- Kadensa dengan rangkaian Dominan Septim - Tonik disebut sebagai Kadensa Sempurna, karena sempurna menutup rangkaian tersebut dan terasa berhenti sempurna.
- Tetapi kalau akord Dominan menjadi akhir rangaian, maka disebut Kadensa Tidak Sempurna atau Setengah Kadensa, misalnya rangkaian Super Tonik - Dominan Septim.
- Kalau rangkaian harmoni diakhiri pada Sub-Median, maka disebut Kadensa Terputus, misalnya Doninan Septim - Submedian.
- Dalam rangkaian Subdominan - Tonik disebut Kadensa Plagal, mempunyai sifat sendu seperti kalau kita mengucap "Amin" dalam sholat.
- Kadensa Keroncong, khusus dikembangkan dalam musik keroncong, yaitu rangkaian harmoni tonik septim - subdominan - dominan septim - tonik.
Tierce de Picardie
Kalau dalam suatu tangga nada minor, kemudian masuk tangga nada mayor, di mana nada terts minor menjadi terts mayor, maka hal ini disebut dengan Tierce de Picardie.
Modulasi
Modulasi adalah pergantian dari satu tangga nada ke tangga nada lain. Hal ini sering dilakukan di tengah-tengah lagu.
Pengalaman Paling Beharga Dalam Hidupku
Tentang Keju
Keju sudah diproduksi sejak zaman prasejarah. Tidak ada bukti pasti dimana pembuatan keju pertama kali dilakukan, di Eropa, Asia Tengah, maupun Timur Tengah, tetapi praktek pembuatan keju menyebar ke Eropa sebelum zaman Romawi kuno, dan penurut Pliny, pembuatan keju telah menjadi usaha yang terkoordinasi pada masa Kekaisaran Romawi.
Perkiraan awal adanya pembuatan keju adalah antara 8000 SM (ketika domba mulai diternakkan) sampai 3000 SM. Pembuat keju pertama diperkirakan adalah manusia di Timur Tengah atau suku-suku nomaden di Asia Tengah. Bukti arkeologis pertama tentang pembuatan keju ditemukan pada mural di makam Mesir Kuno, yang dibuat pada 2000 SM.